fbpx

Realisasi Pilar Ke-6 Roadmap Dekarbonisasi Kawasan Industri Jababeka, Jababeka Gelar FGD dengan Pemerintah & Tenant

CIKARANG – PT Jababeba Tbk setahap demi setahap merealisasikan peta jalan Kawasan Industri Jababeka menuju Net Zero industrial Cluster pada 2050. Pada Rabu (1/11) lalu, PT Jababeka Tbk melalui Jababeka Net Zero Industrial Cluster Community (JNZICC) bersama Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung (SAPPK ITB), menyelenggarakan FGD bertema Sustainability Action: Mass Transport Development for Carbon Emission Reduction, di Hotel President Executive Club- Kota Jababeka, Cikarang.

Adapun dalam acara tersebut dihadiri oleh pihak pemerintah, terdiri dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Dinas Perhubungan Kabupaten Bekasi, Bappeda Kabupaten Bekasi, Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, serta puluhan tenant Kawasan Industri Jababeka.

Dalam sambutannya, Cynthia Hendrayani Chief Operating Officer Jababeka Infrastruktur, menjelaskan bahwa tujuan kegiatan FGD  merupakan upaya realisasi pilar keenam dalam roadmap Kawasan Industri Jababeka menuju Net Zero Industril Cluster pada 2050, yaitu optimalisasi penggunaan transportasi massal dalam upaya penurunan emisi karbon di Kota Jababeka.

JNZICC bersama SAPPK ITB melakukan studi mengenai pengembangan MRT St. Cikarang sampai ke Kawasan Jababeka dan sudah keluar hasil studi sementaranya, yaitu sebanyak 51 persen masyarakat dan pekerja di Kawasan Jababeka, serta pengguna KRL di Stasiun Cikarang memilih MRT jika terdapat pengembangan MRT St. Cikarang – Jababeka.

Menurut Cynthia Hendrayani, hasil sementara studi itu penting diangkat dalam FGD karena infrastruktur merupakan lifetime investment yang sekali dibuat tidak bisa diubah lagi. Karenanya, dibutuhkan perencanaan dan riset yang mendalam agar bisa terlihat secara transparan jenis public transport yang dibutuhkan dalam suatu kawasan.

“Sehingga, akhirnya lahir interkoneksi antar moda transportasi hingga mendorong sustainability di dalam kawasan bisa terjadi. Kami juga senang atas antusiasme tenant dan pihak pemerintah yang telah hadir sehingga bisa memberikan banyak insight pada FGD ini,” ungkapnya.

Acara FGD sendiri berjalan menarik dan mengalir. Mulai dari pemaparan hasil studi sementara, hingga tanggapan dari pihak pemerintah maupun tenant-tenant kawasan Jababeka.

Tenant akan stay dan lakukan ekspansi di kawasan jababeka

Secara umum, pendapat para tenant kawasan Jababeka memilki satu benang merah, yaitu  mereka mendukung hadirnya public transport ke Kawasan Jababeka, bahkan para tenant mengaku akan stay di Kawasan Jababeka dan terus melakukan ekspansi bisnis di Kawasan Jababeka tersebut.

Alasan utamanya, karena jika transportasi publik seperti MRT hadir di Kawasan Jababeka akan memudahkan karyawan tenant datang ke tempat kerja tanpa ada risiko kecelakaan saat perjalanan, dan perusahaan serta karyawan bisa melakukan efisiensi biaya transport. Selain itu, bagi beberapa perusahaan merupakan perusahaan padat modal, membantu membawa brain power atau para eksekutif perusahaan datang dari Jakata ke pusat industri mereka.

Salah satunya seperti yang disampaikan oleh Iman dari PT Hitachi Astemo Bekasi Manufacturing. Ia menjelaskan bahwa pihaknya mendukung pengembangan MRT ke Kawasan karena manfaatnya besar, yaitu efisiensi secara cost dan menghindari kecelakaan roda dua yang suka dialami karyawannya. Sebab PT Hitachi Astemo memiliki karyawan 2.400 karyawan yang didominasi pengendara roda dua, dan dalam setahun ada saja kecelakaan motor yang dialami karyawannya.

Senada, Firman dari Unilever Indonesia menyampaikan bahwa pihaknya mendukung pemerintah daerah dan pengelola kawasan yang terus beradaptasi atas kebutuhan tenant, salah satunya pengembangan MRT ke kawasan Jababeka. Sebab Unilever Indonesia merupakan perusahaan padat karya dengan jumlah ribuan karyawan, yaitu 2.700 pegawai tetap dan 1.700 pegawai tidak tetap. Dimana pegawainya 50 persen tinggal di daerah Kabupaten Bekasi, 6 persen di Kota Bekasi dan di luar kabupaten dan kota Bekasi 26 persen.

Untuk bisa memudahkan karyawan bekerja selama ini, perusahan menghadirkan shuttle bus dan memberikan subsidi parkir bagi karyawan yang memarkir kendaraan di tempat penitipan. Tersebab, parkir motor yang dimiliki Unilever Indonesia terbatas.

“Jadi, kalau sampai ada MRT di Kawasan Jababeka bisa menjadi idaman. Karena waktu hadir kereta cepat, itu berpengaruh buat tim kami,yakni karyawan kami bisa jalan-jalan ke Bandung. Dan untuk pekerja tidak ada halangan lagi untuk pergi ke kantor, maupun kebutuhan dinas kantor (menggunakan public transport),” kata Iman.

Realisasi Pilar Ke-6 Roadmap Dekarbonisasi Kawasan Industri Jababeka, Jababeka Gelar FGD dengan Pemerintah & Tenant